IbnuKatsir dan Metode Analitisnya dalam Menafsirkan Ayat 12-19 dari |6 Surah Luqman f pahamnya yang salah. Hal seperti ini tidak bisa di jadikan sandaran dalam mencari kebenaran Al-Qur‟an. 2. Tidak menikuti hawa nafsu Hawa nafsu membawa pemiliknya kepada pahamnya, sekali pun salah dan menolak yang lain - sekalipun yang ditolak itu benar.
Al-Qur'an adalah firman Allah swt., yang diturunkan kepada utusannya Rasulullah saw., melalui perantara Malaikat Jibril. Fungsi Al-Qur'an sebagai pedoman serta petunjuk bagi umat manusia. Maka ketika Allah memerintahkan atau melarang, maka wajib bagi umat manusia untuk tunduk terhadap perintah dan larangan. 1 Al-Qur'an adalah kitab yang terakhir setelah kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Al-Qur'an bernilai ibadah bagi siapa saja yang membacanya. 2 Dalam Al-Qur'an tidak ada sepatah katapun ucapan Rasulullah saw. Banyak penjelasan mengenai kehidupan manusia yang dapat dijadikan pedoman bagi seluruh manusia dalam kehidupan sehari-hari.
PENDIDIKANANAK MENURUT SURAT LUQMAN AYAT 12-19 DALAM TAFSIR IBNU KATSIR. Detail yang intensif dari orangtua untuk anak. serta menganalisa aspek-aspek pendidikan yang terdapat dalama al-Quran surat Luqman ayat 12-19. Penelitian ini berjenis penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan analisis isi (content analysis) untuk
وَٱقۡصِدۡ فِى مَشۡيِكَ وَٱغۡضُضۡ مِن صَوۡتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَٰتِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِيرِ وَٱقۡصِدۡ فِى مَشۡيِكَ وَٱغۡضُضۡ مِن صَوۡتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَٰتِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِيرِ وَٱقۡصِدۡ dan sederhanakanlah وَٱقۡصِدۡ dan sederhanakanlah Terjemahan Berlakulah wajar dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” Tafsir Dan sederhanalah kamu dalam berjalan ambillah sikap pertengahan dalam berjalan, yaitu antara pelan-pelan dan berjalan cepat, kamu harus tenang dan anggun dan lunakkanlah rendahkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara suara yang paling jelek itu ialah suara keledai." Yakni pada permulaannya adalah ringkikan kemudian disusul oleh lengkingan-lengkingan yang sangat tidak enak didengar. Topik
Kesimpulannyadasar-dasar pendidikan Islam dalam surat Luqman ayat 12-19 menurut tafsir Ibnu Katsir terdiri dari dasar pendidikan aqidah, syari'ah dan akhlaq. Aspek aqidah (keimanan) adalah ajaran tentang tauhid. Aspek syari'ah adalah ajaran tentang ibadah. Aspek akhlaq adalah ajaran tentang perilaku. Penelitian
Ayat 12-13 Kisah Luqman yang bijaksana, nasihatnya kepada anaknya tentang pentingnya syukur dan bahaya syirk. وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ ١٢ وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ١٣ Terjemah Surat Luqman Ayat 12-13 12. [1]Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah[2]! Dan barang siapa bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri[3]; dan barang siapa tidak bersyukur kufur, maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji[4].” 13. [5]Dan ingatlah ketika Luqman[6] berkata kepada anaknya[7], ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” Ayat 14-15 Pentingnya seorang bapak memperhatikan pendidikan anaknya, bagaimana mendidik anak secara Islami, dan perintah menaati kedua orang tua selama isinya bukan maksiat kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala. وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ ١٤ وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ١٥ Terjemah Surat Luqman Ayat 14-15 14. [8]Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. [9]Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah[10], dan menyapihnya dalam usia dua tahun[11]. Bersyukurlah kepada-Ku[12] dan kepada kedua orang tuamu[13]. Hanya kepada Aku kembalimu[14]. 15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya[15], dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku[16]. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu[17], maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan[18]. Ayat 16-19 Penjelasan tentang luasnya ilmu Allah Subhaanahu wa Ta’aala, pentingnya menanamkan rasa muraqabah merasa diawasi Allah Subhaanahu wa Ta’aala ke dalam diri anak, pentingnya mengajarkan anak akhlak yang mulia dan mengingatkan kepadanya agar menjauhi akhak tercela. يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ ١٦ يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ ١٧ وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ ١٨وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الأصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ ١٩ Terjemah Surat Luqman Ayat 16-19 16. Luqman berkata, “Wahai anakku! Sungguh, jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi[19], dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan[20]. Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Mahateliti[21]. 17. Wahai anakku! Laksanakanlah shalat[22] dan suruhlah manusia berbuat yang ma’ruf dan cegahlah mereka dari yang mungkar[23] dan [24]bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting[25]. 18. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia karena sombong[26] dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh[27]. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong[28] dan membanggakan diri[29]. 19. Dan sederhanakanlah dalam berjalan[30] dan lunakkanlah suaramu[31]. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai[32]. [1] Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberitahukan tentang nikmat-Nya yang diberikan kepada hamba-Nya yang mulia; Luqman. Nikmat yang diberikan-Nya itu adalah hikmah kebijaksanaan, yaitu pengetahuan terhadap kebenaran sesuai keadaan yang sebenarnya dan mengetahui rahasianya. Hikmah adalah mengetahui hukum-hukum dan mengetahui rahasia yang terkandung di dalamnya, karena terkadang seseorang berilmu namun tidak mengetahui hikmahnya. Berbeda dengan hikmah, maka ia mencakup ilmu, amal, dan hikmah atau rahasianya. Oleh karena itulah, ada yang menafsirkan hikmah dengan ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh. Setelah Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberikan nikmat yang besar ini, Dia memerintahkan Beliau untuk bersyukur, agar nikmat itu diberkahi dan bertambah. Demikian pula memberitahukan, bahwa syukur yang dilakukan seseorang manfaatnya untuk dirinya sendiri, dan jika kufur, maka bencananya pun untuk dirinya sendiri. [2] Yakni karena hikmah yang telah Kami anugerahkan kepadamu. [3] Karena pahalanya untuk dirinya sendiri. [4] Allah Subhaanahu wa Ta’aala tidaklah butuh kepada syukur seorang hamba, dan Dia Maha Terpuji dalam qada’ dan qadar-Nya terhadap orang yang menyelisihi perintah-Nya. Sifat kaya pada-Nya termasuk sifat lazim mesti pada zat Diri-Nya. Dia yang terpuji karena sifat-sifat-Nya yang sempurna dan karena perbuatannya yang baik dan indah, termasuk lazim zat-Nya. Masing-masing sifat ini adalah sifat sempurna, dan ketika keduanya berkumpul bersama, maka semakin sempurna. [5] Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata Ketika turun ayat, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman.” Terj. Al An’aam 82 Para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkaa, “Siapakah di antara kami tidak melakukan kezaliman kepada dirinya?” Maka Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat, “sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” Terj. Luqman 13 Al Hafizh dalam Al Fath juz 1 hal. 95 berkata, “Riwayat Syu’bah ini menghendaki, bahwa pertanyaan tersebut merupakan sebab turunnya ayat yang ada dalam surah Luqman, akan tetapi Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari jalan yang lain dari Al A’masy, yaitu Sulaiman yang disebutkan dalam hadits bab ini, maka dalam riwayat Jarir darinya disebutkan, bahwa mereka para sahabat berkata, “Siapakah di antara kami yang tidak mencampuradukkan keimanannya dengan kezaliman?” Maka Beliau bersabda, “Bukan seperti itu. Tidakkah kamu mendengar kata-kata Luqman.” Dalam riwayat Waki’ darinya Ibnu Mas’ud pula disebutkan, “Bukan seperti yang kamu kira,” sedangkan dalam riwayat Isa bin Yunus disebutkan, “Sesungguhnya ia adalah syirk. Tidakkah kamu mendengar kata-kata Luqman.” Zahir hadits ini menunjukkan, bahwa ayat yang disebutkan dalam surah Luqman sudah diketahui oleh mereka para sahabat, oleh karenanya Beliau mengingatkannya. Bisa juga turunnya pada saat itu, lalu Beliau membacakanya kepada mereka, kemudian Beliau mengingatkan mereka, sehingga kedua riwayat dapat disatukan.” [6] Para mufassir berbeda pendapat, apakah Luqman seorang nabi atau hamba yang saleh wali? Namun kebanyakan mereka berpendapat, bahwa Beliau adalah hamba yang saleh, wallahu a’lam. Allah Subhaanahu wa Ta’aala hanya menyebutkan tentang hikmah yang diberikan-Nya dan menyebutkan sebagian hal yang menunjukkan kebijaksanaannya dalam menasehati anaknya. Di sana Beliau menyebutkan ushul dasar-dasar hikmah dan kaedah-kaedahnya yang besar. [7] Oleh karena kebijaksanaannya, maka dalam nasehatnya ia sebutkan perintah dan larangan disertai dengan targhib dan tarhib dorongan dan ancaman. Dia memerintahkan anaknya berbuat ikhlas dan melarangnya berbuat syirk serta menerangkan sebab mengapa dilarang, yaitu karena syirk adalah kezaliman yang besar. Di tafsir surah An Nisaa’ ayat 36, kami sudah menerangkan secara lebih rinci tentang syirk dan pembagiannya, maka lihatlah. Syirk dikatakan sebagai kezaliman yang besar adalah karena di sana seseorang menyamakan makhluk yang dicipta dengan Yang Maha Pencipta, menyamakan makhluk yang memiliki kekurangan lagi fakir dari berbagai sisi dengan Yang Mahasempurna lagi Mahakaya dari berbagai sisi. Bukankah ini merupakan kezaliman yang luar biasa? Adakah kezaliman yang lebih besar daripada seseorang yang diciptakan Allah untuk menyembah dan mentauhidkan-Nya, namun malah membawa dirinya ke lembah kehinaan, menjadikan dirinya menyembah sesuatu yang tidak mampu berbuat apa-apa? Syirk disebut kezaliman, di mana arti zalim adalah menempatkan sesuatu yang bukan pada tempatnya, karena dalam syrik seseorang menempatkan ibadah kepada yang bukan tempatnya, seperti kepada patung, berhala dan makhluk-makhluk lainnya. Padahal yang seharusnya disembah adalah yang menciptakan alam semesta, yang memberinya rezeki dan yang menguasainya. Larangan Luqman kepada anaknya agar tidak berbuat syirk terdapat perintah untuk mentauhidkan Allah dan beribadah hanya kepada-Nya. [8] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan untuk memenuhi hak-Nya, yaitu dengan mentauhidkan-Nya dan menjauhi syirk, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan untuk memenuhi hak kedua orang tua, yaitu dengan berbakti kepada keduanya. [9] Selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyebutkan sebab yang mengharuskan berbakti kepada kedua orang tua, terutama ibu. [10] Ibu merasakan berbagai derita. Sejak calon bakal anak sebagai mani, si ibu merasakan ngidam dan kurang nafsu makan, merasakan sakit, lemah, dan semakin bertambah lemah ketika janin semakin membesar, kelemahan pun bertambah ketika hendak melahirkan dan ketika melahirkan. [11] Maksudnya, waktu menyapih yang paling lambat ialah setelah anak berumur dua tahun. [12] Yaitu dengan beribadah kepada-Nya dan memenuhi hak-hak-Nya, serta tidak menggunakan nikmat-nikmat-Nya untuk bermaksiat kepada-Nya. [13] Yaitu dengan berbuat ihsan kepada keduanya baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Misalnya adalah mengucapkan kata-kata yang lembut dan halus, sedangkan dengan perbuatan adalah dengan merendahkan diri, menghormati, memuliakan, dan memikul bebannya, serta menjauhi sikap yang menyakitkannya, baik bentuknya ucapan maupun perbuatan. [14] Yakni kamu wahai manusia akan dikembalikan kepada Tuhan yang memerintahkan dan membebanimu demikian, Dia akan bertanya kepadamu, “Apakah kamu telah melaksanakannya sehingga kamu akan diberi pahala, atau kamu malah melalaikannya sehingga kamu memperoleh siksa?” [15] Yakni jangan kamu kira bahwa menaati orang tua yang menyuruh berbuat syirk termasuk berbuat ihsan kepada keduanya, karena hak Allah harus didahulukan atas hak semua manusia. Allah Subhaanahu wa Ta’aala tidak mengatakan, “Maka durhakailah kedua orang tua, “ tetapi mengatakan, “maka janganlah engkau menaati keduanya,” karena berbuat baik harus tetap dilakukan kepada kedua orang tua, tetapi ketika kedua orang tua menyuruh kufur dan maksiat, seperti berbuat syirk, maka tidak boleh ditaati. [16] Mereka ini adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan qadar, lagi berserah diri dan kembali kepada Tuhannya. Mengikuti jalan mereka adalah menempuh jalan mereka ketika kembali kepada Allah, yaitu dengan menarik hati lalu badan untuk mengerjakan perbuatan yang diridhai Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Firman-Nya, “Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku.” Terdapat dalil perintah mengikuti para sahabat, karena mereka adalah orang-orang yang sangat semangat sekali kembali kepada Allah, terutama para khalifah rasyidin radhiyallahu anhum, dan ayat ini juga menunjukkan bahwa ucapan mereka para sahabat adalah hujjah. [17] Baik yang taat maupun yang bermaksiat. [18] Karena tidak ada satu pun amalmu yang luput dari pantauan Allah, dan selanjutnya Dia akan memberikan balasan. [19] Yaitu sesuatu yang paling kecil dan tidak dipedulikan. [20] Karena ilmu-Nya yang luas, sempurnanya ketelitian-Nya, dan sempurnanya kemampuan-Nya. [21] Dia halus dalam pengetahuan dan ketelitian-Nya sehingga mengetahui secara detail dan mengetahui sesuatu yang tersembunyi dan rahasia. Maksud ayat ini adalah untuk mendorong manusia untuk memiliki rasa pengawasan Allah, mengerjakan ketaatan sesuai kemampuan, serta menakut-nakuti agar tidak mengerjakan keburukan, besar atau kecil. [22] Karena ia merupakan ibadah yang paling besar. [23] Hal ini menghendaki untuk mengetahui yang ma’ruf dan yang mungkar, demikian pula mengetahui sesuatu yang menyempurnakan amar ma’ruf dan nahi mungkar seperti lembut dan bersabar. Dalam ayat ini terdapat penyempurnaan terhadap diri dengan mengerjakan kebaikan dan meninggalkan keburukan, dan menyempurnakan orang lain dengan memerintah dan melarang. [24] Oleh karena dalam memerintah dan melarang terdapat ujian, dan karena memerintah dan melarang berat dilakukan oleh jiwa, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan untuk bersabar. [25] Dan tidak ada yang diberi taufik kepadanya kecuali orang yang memiliki kemauan yang keras. [26] Yakni janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia ketika kamu berbicara dengan mereka atau mereka berbicara denganmu sebagai sikap perendahanmu terhadap mereka. Zaid bin Aslam mengatakan, “Janganlah kamu berbicara sambil berpaling.” [27] Bangga dengan nikmat, tetapi lupa dengan yang memberikan nikmat, serta ujub kepada diri sendiri. [28] Pada diri dan sikapnya lagi membesarkan diri. [29] Dengan ucapannya. [30] Maksudnya, ketika kamu berjalan, janganlah terlalu cepat dan jangan pula terlalu lambat. Atau berjalanlah dengan tawadhu’ dan tenang, tidak berjalan seperti orang sombong dan tidak berjalan seperti orang yang lemah. [31] Yakni jangan berlebihan dalam berbicara dan janganlah meninggikan suara dalam hal yang tidak perlu sebagai adab terhadap Allah dan terhadap manusia. [32] Yakni orang yang mengeraskan suara dan meninggikannya adalah seperti keledai bersuara. Wasiat Luqman kepada anaknya mengandung hukum-hukum penting. Luqman memerintahkan kepada anaknya dasar agama, yaitu tauhid dan melarangnya berbuat syirk, serta menerangkan pula sebab untuk menjauhinya. Beliau juga memerintahkan berbakti kepada kedua orang tua dan menerangkan sebab yang mengharuskan untuk berbakti kepada keduanya. Beliau juga memerintahkan anaknya untuk bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada kedua orang tuanya, dan menerangkan, bahwa menaati perintah orang tua tetap dilakukan selama orang tua tidak memerintahkan berbuat maksiat, meskipun begitu, seseorang tetap tidak boleh mendurhakai orang tua, bahkan tetap berbuat baik kepada keduanya. Luqman juga memerintahkan anaknya agar memiliki rasa pengawasan Allah dan bahwa Dia tidaklah meninggalkan sesuatu yang kecil atau yang besar kecuali Dia akan mendatangkannya. Luqman juga melarang anaknya agar tidak bersikap sombong dan membanggakan diri, serta memerintahkan untuk bertawadhu’, dan memerintahkannya agar tenang dalam bergerak dan agar merendahkan suara. Demikian pula Beliau memerintahkan anaknya beramar ma’ruf dan bernahi mungkar serta tetap mendirikan shalat dan berlaku sabar, di mana dengan keduanya shalat dan sabar, maka semua masalah menjadi mudah.
PalingSering Dicari. 1 Hadis+at+taubah+ayat+105 2 Surat almaidah ayat 48 3 Surat almaidah48 4 dalil+kitab+injil 5 dalil+kitab+zabur 6 Qur'an+Surat+almaidah+ayat+148 7 Ad Dzariyat ayat 1 8 Surat at Taubah ayat 105 9 Al Isra ayat 26-27 10 Injil 11 ali imran 12 YUNUS 13 unta 14 hadist+al-hujurat+ayat+12 15 zabur 16 dalil+kitab+Al quran 17 Nomor surat 18 Tafsir ibnu katsir qs almaidah ayat 48 19
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT sebagi petunjuk bagi semua manusia. Agar kita mendapatkan petunjuk itu dari Al-Qur’an, maka kita mesti mempelajari Al-Qur’an sehingga ia benar-benar menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan ini, salah satu yang cara yang harus kita lakukan untuk mendapatkan petunjuk dari Al-Qur’an adalah dengan membaca dan mempelajari tafsir Al-Qur’an. Mengetahui Tafsir Al-Qur’an merupakan sesuatu yang amat penting dilakukan agar kita bisa mendapatkan dan mengetahui makna dari ayat Al-Qur’an. Akan tetapi tidak semua Tafsir Al-Qur’an itu dapat memberikan sesuatu yang mungkin kita cari. Oleh karena itu, untuk memudahkan kita untuk mendapatkan dan menemukan apa yang kita cari dari Al-Qur’an, kita mesti mengetahui Metode dan Pendekatan yang digunakan oleh seorang mufassir dalam mengarang kitab Tafsirnya. jika hal ini telah kita ketahui, maka ayat-ayat Al Qur’an semakin hidup dan mampu untuk menjawab segala persoalan masyarakat yang berkembang begitu cepat. Hal ini semakin mempertegas bahwa Al Qur’an adalah wahyu Allah yang menjadi rujukan dan sumber utama semua umat.
19 وَاقْصِدْ فِى مَشْيِكَ (Dan sederhanalah kamu dalam berjalan) Disebutkan bahwa Rasulullah berjalan dengan cepat. Makna ayat ini adalah janganlah kamu menyombongkan diri dalam gaya berjalanmu. 'Atha berkata, maknanya adalah berjalanlah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. وَاغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ ( dan lunakkanlah suaramu)
This study aims to 1 find out Luqman Al-Hakim's moral message contained in Luqman verses 12 to 19. 2 know how Islamic education is from a moral aspect, 3 know the moral message of Luqman Al-Hakim in Islamic education. This type of research is qualitative research using a library research approach/literature review, with the primary data being the Alquran Surah Luqman verses 12 to 19, and secondary data is the Al-Maroghi interpretation by Ahmad Mustofa Al-Maraghi, the interpretation of M. Quraisy Shihab by M Quraish Shihab and Ibn Kathir's commentary by Imam Abi Al-Hasan Ali Bin Ahmad, books, and scientific works, journals, and various other sources, related to research. The results showed that there are four moral messages contained in Surah Luqman verses 12 to 19 according to Islamic education. The four moral messages are in accordance with the basis of Islamic education, namely instilling aqidah in children, teaching them to be grateful and devoted to Allah and their parents, accustoming them to doing good deeds from an early age, and teaching them noble morals and the ethics of interacting with others. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free A preview of the PDF is not available ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Tafsir Al-MaraghiAhmad Al-MaroghiMustafaAl-Maroghi, Ahmad Mustafa 1992. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang PT Karya Toha dan Metoda Pendidikan Islam dalam Keluarga, Sekolah, dan di MasyarakatAn NahlawiAn Nahlawi, Abdurahman 1996. Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam dalam Keluarga, Sekolah, dan di Masyarakat. Bandung CV Pendidikan. Jakarta Sinar Grafika OffsetSri MinartiMinarti, Sri 2016. Ilmu Pendidikan. Jakarta Sinar Grafika Singkat Tafsir Ibnu Katsier Singkat 6Dan SalimBahreisySalim, dan Bahreisy Said 2006. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Singkat 6. Surabaya PT Bina ShihabQuraisyShihab, M. Quraisy 2012. Tafsir Al-Misbah" Pesan, Kesan, dan Keseharian Al-Qur'an Cet V. Bandung PT Mizan Penelitian Pendidikan Kompetensi dan PrakteknyaSukardiSukardi 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta Bumi Penelitian Sastra. Yogyakarta Tim Redaksi CAPSEndraswara SuwardiSuwardi, Endraswara 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta Tim Redaksi Penelitian Ilmiah Dasar Metode TehnikSurakhmad WinarnoWinarno, Surakhmad 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik. Bandung Pengajaran AgamaDaradjat ZakiahZakiah, Daradjat 1993. Metodologi Pengajaran Agama. Jakarta Abduh, Muhammad 2010.Studi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Novel Langit-Langit Cinta Karya Najib Kailany sarjanaAri WahyuniWahyuni, Ari 2008. Studi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Novel Langit-Langit Cinta Karya Najib Kailany sarjana. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Tulisanini hanya akan memuat teks surat luqman ayat 12 sampai 19, untuk penjelasan atau tafsirnya silahkan lihat pada salah satu kitab tafsir misalnya tafsir Ibnu Katsir atau tafsir jalalain. Dalam sejarahnya, Luqman dikenal sebagai sosok yang sangat peduli dengan pendidikan anak sehingga tidak heran jika ayat tentang luqman ini dijadikan
Berdasarkanhasil penelitian yang dilakukan maka ada beberapa nilai-nilai pendidikan Islam yang penulis temukan dalam Surah Luqman Ayat 12-19 menurut Tafsir Jalalain Karya Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi yakni nilai pendidikan akidah, ibadah, dan akhlak.
Berbicaradengan sopan santun dan sederhana. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tafsir Ibnu Katsir Q.S Luqman ayat 12-19 adalah (a).Berbuat baik kepada orang tua, (b).Shalat tepat waktu, (c ).Amar ma'ruf nahi munkar, (d).Sederhana dalam berjalan dan berbicara.
| Υриፆ սинե | Αհ акиኧեзвዥк аዚ |
|---|
| Твуዴ оղ игиξаዒሑче | Упաд щюпидат пυλሪврадр |
| Оձըхрω твыጵօп рυхጆсоջ | ፐ ихри |
| ፑፆ ιփωч я | Էրωպаζխσеլ ырсостωጎ ишуш |
Kesimpulannyadasar-dasar pendidikan Islam dalam surat Luqman ayat 12-19 menurut tafsir Ibnu Katsir terdiri dari dasar pendidikan aqidah, syari'ah dan akhlaq. Aspek aqidah (keimanan) adalah ajaran tentang tauhid. Aspek syari'ah adalah ajaran tentang ibadah. Aspek akhlaq adalah ajaran tentang perilaku.
. 9gq1j72djz.pages.dev/5349gq1j72djz.pages.dev/5179gq1j72djz.pages.dev/819gq1j72djz.pages.dev/3169gq1j72djz.pages.dev/1259gq1j72djz.pages.dev/7629gq1j72djz.pages.dev/6939gq1j72djz.pages.dev/5519gq1j72djz.pages.dev/4779gq1j72djz.pages.dev/939gq1j72djz.pages.dev/5859gq1j72djz.pages.dev/949gq1j72djz.pages.dev/5839gq1j72djz.pages.dev/699gq1j72djz.pages.dev/694
tafsir ibnu katsir surat luqman ayat 12 19