Memiliki beragam suku dan budaya membuat Nusantara memiliki beragam tradisi dan kerajinan yang ada. Salah satunya yang ada di pulau Jawa. Kerajinan mendong, menjadi ciri khas dari kelurahan Singkup, kecamatan Purbaratu, kota Tasikmalaya. Mendong adalah tumbuhan yang hidup dirawa, tanaman ini tumbuh di daerah berlumpur dan memiliki air yang cukup. Mendong adalah jenis rumput yang dapat tumbuh hingga ketinggian 125cm. oleh karena itu bahan ini cocok untuk menjadi bahan kerajinan tikar. Untuk bahan pembuatan tikar mendong membutuhkan rumput yang sudah kering, karena tikar yang kering mempunyai warna yang sesuai yaitu putih dan coklat. Dalam pembuatan tikar mendong dipotong dengan ukuran 1 meter, berguna untuk menjadikan ukuran kerajinan tikar mendong sama rata. Setelah mendong siap dipakai, mendong terlebih dahulu diberi pewarna agar hasil kerajinan tikar terlihat lebih menarik. Pembuatan tikar mendong di kelurahan ini menggunakan teknik tenun. Kerajinan tikar mendong lebih banyak dikerjakan dengan tenaga pengrajin dibandingkan dengan kerajinan kain border, alat yang digunakan juga masih tradisional. Baca juga Kerajinan Tikar Mendong Mendong pada awalnya dibuat sebagai bahan baku pembuatan tikar tetapi semakin berkembangnya kreatifitas masyarakat, maka produk dari mendong ini di aplikasikan dalam bentuk lain dan semakin dikenal seperti tas, dompet, topi, kotak serba guna, toples, tempat tisu, boks buku, pigura bahkan funitur dan perlengkapan kantor. Ulasan mengenai Kerajinan Tikar Mendong terekam dalam tayangan Ragam Indonesia hari Kamis, 26 September 2019 pukul WIB. Program Ragam Indonesia tayang setiap hari Senin sampai Jumat pukul
Bentuktikar mendong yang dibuat pada lalu masih sederhana dan polos. Dalam perkembangannya, wujud tikar mendong mengalami banyak perbaikan, mulai dari penambahan motif hingga warna. Rumput-rumput mendong diwarnai dengan teknik celup sebelum dijalin menjadi anyaman.TASIKMALAYA - Sebanyak delapan orang pekerja, tujuh perempuan dan satu laki-laki, sedang fokus menenun mendong. Tangan-tangan mereka dengan teliti menempatkan batang medong di antara benang-benang tenun dalam mesin yang disebut tustel oleh kelamaan, batang-batang yang ditenun itu sambung-menyambung menjadi satu serupa tikar. Dalam satu hari, dari delapan pekerja itu setidaknya bisa menghasilkan panjang tenunan hingga 100 meter, dengan lebar sekitar satu meter. Salah satu pekerja di rumah produksi itu, Nur Hasanah 63 tahun mengatakan, dalam satu hari ia bisa menenun mandong hingga 10 meter. Jika dalam satu pekan tenunannya mencapai 60 meter, upah yang didapatnya bisa mencapai Rp per meter. Namun, jika di bawah target itu, upahnya hanya Rp untuk satu dia, kerajinan mendong memang salah satu khas dari Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasik. Sudah sejak lama, masyarakat di kelurahan itu menenun mendong. Namun, zaman yang berubah membuat budaya juga ikut berubah. Kecamatan Purbaratu, yang sebelumnya banyak tanaman mendong telah berubah menjadi tanaman padi. Menurut dia, mendong yang saat itu ditenunnya didatangkan dari luar daerah, seperti Malang dan Jember. "Itu mendong kan semacam ilalang. Di sini sudah nggak ada yang nanam mendong. Sudah lama," kata dia, Rabu 13/2.Tak hanya jarang ditemukan tanaman mendong, rumah produksi tikar mendong juga sudah banyak yang gulung tikar. Nur sendiri baru dua tahun kerja di rumah produksi itu. Sebelumnya ia memproduksi sendiri tikar mendong di rumahnya. Namun, sejak persaingan semakin ketat dan penjualan semakin sedikit, ia lebih memilih bekerja di rumah produksi merupakan satu-satunya laki-laki yang bekerja sebagai penenun mendong. Tak seperti Nur yang maksimal menenun sepanjang 10 meter, lelaki yang berusia 32 tahun itu minimal menenun 20 meter per begitu, upahnya tak jauh berbeda dengan yang lainnya. Dengan istri dan dua anak yang menjadi tanggungannya, penghasilan dari menenun mendong hanya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan memang baru dua tahun bekerja sebagai penenun mendong. Namun, ia mengatakan produksi kerajinan mendong semakin berkuang dari hari ke hari. "Kalau dulu banyak di sini, hampir setiap rumah. Sekarang kan jarang, ini juga bahan dari Malang," kata mengungkapkan, saat ini hanya tinggal dua rumah produksi besar yang masih aktif di Kecamatan Purbaratu. Salah satunya adalah tempat Apep dan Nur tempat penenunan, mendong itu akan dirapikan terlebih dahulu, disemprot dengan lem, sebelum dibentuk menjadi kerajinan yang diinginkan. Dalam ruangan produksi itu, mendong-mendong yang telah ditenun dibuat berbagai macam benda, mulai dari tikar, topi, keranjang, hingga yang sekiranya sudah jadi, akan dilihat lebih teliti untuk menjaga kualitasnya. Sebagian barang-barang itu akan dikirimkan ke luar Muttaqin 50, pemilik rumah produksi itu mengatakan, jumlah produksi di Kecamatan Purbaratu memang telah jauh menurun. Jika dahulu, hampir setiap kecamatan memiliki rumah produksinya sendiri, saat ini rumah produksi mendong bisa dihitung dengan tangan. "Kalau di sini, yang jelas sudah jauh menurun. Dulu yang namanya tenun ada tiap rumah. Jadi tikar mendong itu benar-benar khas Tasik," kata penurunan itulah, ia menambahkan, rumah produksi miliknya itu tak lagi hanya memproduksi tikar dari mendong, melainkan juga kerajinan lainnya. Inovasi itu baru dilakukan beberapa tahun belakangan. "Salah satu cara kita jadi sandal, kerajinan tangan lainnya, seperti keranjang," kata dia, kesulitan yang dialami para perajin dan rumah produksi adalah distribusi dan pengembangan keahlian. Alhasil, masyarakat yang sebelumnya hanya membuat tikar tertinggal dengan produk-produk lainnya yang serupa. Apalagi, produk impor dengan mudahnya menguasai pasar Indonesia dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Ia menilai, tak ada perhatian dari pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, untuk mengembangkan usaha kecil menengah UKM. "Ini kan harus dijaga, budaya kita. Kalau sampai hilang, siapa tanggung jawab? Pelaku usaha atau pemerintah? Ini kan budaya masyarakat," kata dia. Zaenal lebih banyak mendistribusikan hasil kerajinan rumah produksinya ke kota-kota besar dan luar negeri. Menurut dia, pasar luar negeri justru lebih mengapresiasi kerajinan khas Tasik itu karena kerajinan mendong terkenal sebagai produk ramah mengklaim, tujuannya tetap mempertahankan rumah produksi mendong tak lain untuk menjaga kebudayaan. "Ini masalah mengembangkan, melestarikan," kata dia, tanpa mau menyebut omzet per bulannya. caramembuat tikar anyaman dari tanaman mendong Boleh dijadikan kerajinan nan disukai banyak cucu adam Daun mendong adalah keseleo satu tumbuhan yang hidup di rawa, tanaman ini bersemi di kawasan nan berlumpur dan memiliki air yang cukup. Batang daun mensiang banyak dimanfaatkan sebagai bulan-bulanan baku kerajinan beraneka macam gawai rumah tangga seperti lampit, kursi, tempat sampah, dan masih banyak lagi. Karena manfaatnya, banyak yang mulai menernakkan tanaman ini, terutama lakukan kerajinan tangan. Kerajinan patera mendong ini juga semakin diminati oleh pasar mencanegara. Kerajinan mendong dapat beromzet sampai jutaan rial, lho. Berikut ini adalah amanat seputar kerajinan daun mendong. Yuk disimak, Moms! Baca Lagi 5 Kerajinan Tangan cak bagi Kegiatan Pengunci Minggu di Kondominium Proses Penggarapan Daun Mendong Foto Sebelum dapat diolah menjadi berbagai macam penemuan, daun mendong harus diolah dengan benar. Pengolahan ini dimaksudkan sebaiknya daun mendong lain punya kandungan air yang membuatnya cepat rusak dan berjamur. 1. Proses Penjemuran Daun mendong nan sudah dipanen, dibersihkan dan dipotong-pancung batangnya dalam format tertentu. Setelah itu, daun mendong akan dijemur sampai kersang. Sangkil-sangka satu hari. Setelah kersang, daun mendong akan disortir kembali dan diikat berdasarkan ukurannya. Ikatan-ikatan mensiang dulu dirapikan ujung-ujungnya. Jika sudah rapi, mendong akan dijemur lagi kira-kira dua sebatas tiga jam. Terakhir, korespondensi-ikatan mendong disimpan di rumah sejauh suatu hari agar tidak gampang rapuh. 2. Proses Pewarnaan Tidak namun hingga disitu, Moms. Daun mendong selanjutnya akan diwarnai. Zat pewarna yang umum digunakan adalah pewarna pakaian. Nah, dandan yang biasanya digunakan ialah merah, spektakuler, asfar, baru, dan ungu. Pewarnaan dilakukan dengan cara mewarnai-celupkan batang purun ke larutan zat pewarna yang mutakadim dididihkan. Pasca- proses pencorakan radu, batang purun dijemur kembali selama empat jam agar tidak mudah luntur. Dahulu batang gelagah dimasukkan sejenak ke internal air agar nggak mudah patah saat dianyam. 3. Proses Penganyaman Proses penganyaman dilakukan secara tradisional makanya pengrajin dengan uluran tangan alat penganyam. Selain menggunakan bangkai mendong, bahan lain yang digunakan yakni benang polyester. Untuk mempercantik hasil kerajinan, bisa pula ditambahkan merjan alias ornamen lain. Nah, plong proses ini daya kreasi pengrajin akan semakin teruji. Di sinilah kerajinan macam tas, boks tisu, tempat pensil, dan lainnya tercipta. Dari perigi kiat bendera, patera mendong berubah menjadi kerajinan tangan unik bernilai jual tinggi. Baca Kembali 6 Kerajinan pecah Daun Gersang yang Mudah Dicoba di Kondominium, Cantik! Cara Membuat Kerajinan Daun Purun Setelah diselesaikan, selanjutnya daun mendong bisa dikreasikan sesuai dengan permintaan konsumen maupun kreativitas pengerajin. Berikut ini adalah pendirian membuat kerajinan dari patera mendong. Yuk disimak, Moms! 1. Tas Anyam Foto Cak bagi menghasilkan produk yang berkualitas, para pengrajin purun juga harus pandai mencermati sistem produksi hinga pemilihan sasaran baku. Pasca- dikeringkan dan diwarnai sesuai prosedur, selanjutnya cara membentuk tas dari patera mendong adalah andai berikut Membuat pola pada plano dus berukuran lebat Kemudian keretas dipotong dengan gunting atau pisau cutter Arketipe kamil karton nan sudah di hunjam kemudian dilapisi dengan ramin mendong yang dikertatkan dengan lem. Setelah anyaman gelagah sudah lalu terpatok sreg dus secara berseluruhan Anyaman kemudian dikreasi menjadi bentuk tas nan diinginkan. 2. Kasah Anyam Foto Perabot dan incaran yang diperluan bakal membuat tikar mulai sejak daun mendong merupakan Pisau atau ketu udeng Penjepit berpunca bambu Nilon atau benang pancing Gunting alias cutter Selanjutnya, persiapan-anju yang harus diikuti adalah Daun mendong nan mutakadim kering kemudian di luruskan sekaligus dilembutkan dengan cara dijepit dengan penjepit dari buluh. Kemudian daun ditarik dari asal sebatas ujungnya. Cara lain dapat juga dengan menggesekannya pada penggaris kayu seperti kaidah menghaluskan kulit i beludak untuk keperluan bahan kulit. Takdirnya ingin dilakukan pewarnaan, maka daun tersebut celupkan pada pewarna yang telah dilarutkan internal air dan dipanaskan direbus. Setelah pemotifan, patera mensiang dikeringkan lagi sebelum dianyam. Selanjutnya, anyam daun menjadi kasah sesuai dengan teknik dan pola anyaman nan dikuasai. Baca Juga 9 Ide Dekorasi Kerajinan Kusen, Kerjakan Flat Semakin Indah dan Estetik! Itu dia Moms pemberitaan seputar daun mendong dan manfaatnya sebagai kreasi anyaman prroduk jurnal. Berminat bakal memilikinya? PEMBUATAN Tikar DARI MENDONG Kerajinan Tikar dengan bahan baku mensiang merupakan pelecok suatu peninggalan budaya Jawa. Hampir setiap kawasan di pulau jawa memiliki pengrajin tikar ini. Namun dengan kronologi jaman dan budaya kesannya kerajinan tikar ini mulai tersisih. Namun di Kabupaten Purworejo kerajinan tikar dari gelagah ini masih tetap eksis bahkan banyak sekali inovasi-pintasan untuk membuat jenis komoditas baru dengan mangsa dasar kasah mensiang. Dewasa ini tikar gelagah tidak sekadar digunakan bak lampit alias alas tempat duduk saja saja telah berkembang penggunaannya bak salah satu bahan dasar pembuatan kantong, tas, peci dan tidak-tidak. Inovasi-inovasi yang yunior tersebut menjadikan warisan budaya berupa tikar mendong teguh menjuarai di Kabupaten Purworejo. Pemasaran lampit mendong dari Kabupaten Purworejo ini masih bersifat tempatan yaitu sekitar Kabupaten Purworejo namun sekadar kerjakan produk-produk dompet dan tas mendong sudah mencapai Kabupaten Cilacap, Yogyakarta, dan Borobudur Kabupaten Magelang. Produksi produk-dagangan bersumber mendong ini berada di Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. Namun lakukan lampit gelagah tersebar hampir di seluruh kecamatan. PEMBUATAN TIKAR DARI DAUN PANDAN Selain tikar dari mendong, Kabupaten Purworejo lagi memproduksi tikar berpokok patera pandang. Rata-rata pengrajin tikar berpokok daun pandan ini asal awal juga pengrajin kasah dari purun, sahaja karena incaran baku purun sudah lalu susah didapatkan sehingga banyak pengrajin nan beralih bahan baku. Menurut pengrajin tikar dari patera pandang, kualitas tikarnya tidak jauh berbeda dengan kasah dari mendong hanya belaka tikar berbunga patera pandan kian tipis tetapi untuk awetnya, lebih abadi tikar yang berbahan dasar daun pandan. Pemasaran tikar dari daun pandan ini disekitar Kabupaten Purworejo begitu juga Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Kebumen, dan Daerah Individual Yogyakarta. Dalam perkembangannya, tikar terbit daun pandan ini juga berkembang begitu juga kasah dari gelagah, yakni pemanfaatannya tidak hanya sebatas bikin tikar semata-mata sekadar juga telah dimanfaatkan buat pembuatan dompet, tas, lebih lagi banyak pun sandal dan sepatu nan bermotif patera pandan. PERKAKAS Rumah Tahapan DARI KAYU Kerajinan perkakas dari kayu ini biasanya konkret sendok, irus, gadang dan tidak-enggak. Galibnya para pengrajin perkakas rumah pangkat ini memanfaatkan sisa-sisa papan yang tidak dimanfaatkan. Para pengrajin mendapatkan limbah-limbah tiang tersebut dari pabrik pengolahan kusen yang berpunya di sekeliling Kabupaten Purworejo dan sekitarnya. Para pengrajin mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan bahan baku tersebut. Selain untuk kebutuhan perkakas rumah strata, para pengrajin juga memproduksi keberagaman-jenis barang tersebut cak bagi hiasan apartemen dan souvenir-souvenir yang dijual di obyek-obyek tamasya sebagai halnya Candi Borobudur, Prambanan, Mendut dan lain-bukan. KERANJANG Buluh Keranjang buluh ialah hasil kerajinan awam Kabupaten Purworejo yang sepan populer. Keranjang bambu itu sendiri sebenanya lagi diproduksi oleh masyarakat di Kabupaten Magelang, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Temanggung, tetapi keranjang bambu yang berasal terbit Kabupaten Purworejo ini punya keunikan dan karakter yang cukup khas. Biasanya keranjang bambu nan diproduksi punya limbung aur nan oleh publik setempat disebut “wengku” yang pepat sehingga kian awet dibandingkan keranjang bambu yang diproduksi oleh daerah lain. Selain itu, keranjang bambu dari Kabupaten Purworejo juga memiliki ciri ramin yang idiosinkratis juga yaitu adanya kulit bambu masyarakat setempat menyebutnya “wilah” di perpautan dengan daging bambunya. Macam anyaman tersebut menjadikan ciri khas yang cukup mengganjur dan menerimakan keefektifan sreg keranjang nan cukup baik pula. Pemasaran keranjang bambu ini disekitar Kabupaten Purworejo dan kabupaten-kabupaten lain di sekitarnya. Page 2
Jarum Pernak-pernik seperti kancing, mata, pita dan lain-lain. Cara Membuatnya : Siapkan daun pandan yang telah dipanen dan dibuang duri-duri nya. Lalu, potong daun pandan sesuai dengan ukuran anyaman. Potongan daun pandan tersebut lalu direbus selama 30 menit yang bertujuan untuk menghilangkan getah daunnya.
Setelahkering, daun mendong akan disortir lagi dan diikat berdasarkan ukurannya. Ikatan-ikatan mendong lalu dirapikan ujung-ujungnya. Jika sudah rapi, mendong akan dijemur lagi kira-kira dua sampai tiga jam. Terakhir, ikatan-ikatan mendong disimpan di rumah selama satu hari agar tidak gampang rapuh. 2. Proses Pewarnaan. Tidak hanya sampai
FilterRumah TanggaFurnitureRuang Tamu & KeluargaMainan & HobiMainan Anak - AnakPertukanganAlat PerkebunanPerlengkapan Pesta & CraftKebutuhan PestaMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 17rb+ produk untuk "tikar mendong" 1 - 60 dari 17rb+UrutkanAdTIKAR LIPAT MENDONG UKURAN JUMBO 2X3 5 rbTasikmalayasamax 1 rb+AdRW148 Tikar Lipat/Tikar Piknik/ Alas Piknik /Tikar Pantai Anti Air - Kotak biru, 150* BaratRW 3 rb+AdTikar Lipat Piknik Ramayana - Tikar Lipat Mendong ukuran Jumbo 2x3 750+Adtikar karpet lipat tikar 150 x 200cm - 10 rbKab. Bandungofficial Butik Cover 100+AdTerlarisKarpet, Tikar/Lampit Rotan Saburina 90cm x 1%Jakarta SelatanNative 500+TIKAR MENDONG ASLI 85 170x220cm JUMBO TEBAL SAMAK TIKER LIPAT TasikmalayaTokoKu 60+Tikar Lipat Piknik Ukuran Jumbo 2 x 3 Meter Mendong Tikar 2 rb+Tikar Lipat / tikar Tenun / Tikar mendong / Tikar Super Jumbo 3 TimurAL 250+Tikar Lipat Piknik Ramayana - Tikar Lipat Mendong ukuran Jumbo 2x3 750+TIKAR LIPAT MENDONG UKURAN JUMBO 2X3 5 rbTasikmalayasamax 1 rb+
1 Jemur beras di sinar matahari. Pinterest. Cara menghilangkan kutu dan semut di beras yang pertama adalah dengan memanfaatkan sinar matahari. Tips satu ini sangat cocok ketika semut dan kutu sudah masuk ke dalam tempat penyimpanan beras. Sedulur cukup membawa keluar beras ke tempat yang terkena sinar matahari langsung.Teknik Pengolahan untuk mendapatkan sebuah produk kerajinan tangan yang kreatif dan inovatif harus sesuai supaya hasil yang diperoleh dapat maksimal, Tikar Mendong ciri khas kerajinan dari daerah Tasikmalaya, cara mengerjakannya menggunakan teknik? Teknik tekan pijat Teknik anyaman Teknik gunting dan gulungan Teknik gunting dan di bubur Semua jawaban benar Jawaban B. Teknik anyaman Dilansir dari Encyclopedia Britannica, teknik pengolahan untuk mendapatkan sebuah produk kerajinan tangan yang kreatif dan inovatif harus sesuai supaya hasil yang diperoleh dapat maksimal, tikar mendong ciri khas kerajinan dari daerah tasikmalaya, cara mengerjakannya menggunakan teknik teknik anyaman. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Berikut adalah contoh limbah anorganik yang berasal dari daerah pesisir? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap. Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur, sekitar 106 km sebelah timur Kota Bandung. Sedangkan secara topografis berada di dataran sedang, di sebelah timur lereng Gunung Galunggung. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, sebelah timur dengan Kecamatan Sukaraja, sebelah selatan dengan Kecamatan Manonjaya, dan sebelah barat dengan Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan Goegrafis Keadaan alam Manonjaya datar dan berbukit dengan ketinggian rata-rata 292-297 m. Koordinat 7,20 LS serta 108,15 BT dan memiliki suhu rata-rata antara 20 °C dan 30 °C. Tanah Darat Ha. Tanah Sawah Ha. Manonjaya terletak di sebelah timur Tasikmalaya berjarak kurang lebih 12 km. Dulunya pernah merupakan ibukota kabupaten Tasikmalayayang waktu itu masih bernama Kabupaten Sukapura dilihat dari bukti-bukti peninggalan sejarahnya seperti Masjid Agung Manonjaya dan daerah kompleks makam Tanjungmalaya. berikut foto Masjid Agung Manonjaya yang bisa saya ambil Daerah ini merupakan daerah agraris pertanian yang subur dimana komoditi pertaniannya antara lain beras/padi, palawija, sayur-sayuran, salakdan mendong yang merupakan bahan tikar tradisional. Selain usaha pertanian, juga terdapat usaha perikanan secara swadaya dan industri kecil diantaranya usaha bordir dan pakaian, pembuatan golok serta pembuatan tikar mendong. Alat untuk menenun tikar mendong disebut tustel, yang terbuat dari kayu dengan bagian-bagiannya sebagai berikut. a. Dua buah gun atau kamran, yaitu alat untuk menurunkan dan menaikkan benang. Gun ini digantungkan pada alat yang disebut timbangan. b. Timbangan, yaitu alat untuk menggantungkan kamran atau gun yang dihubungkan dengan dua buah tali yang diikatkan. c. Pangijek, yaitu alat untuk menaikkan dan menurunkan gun secara bergantian dengan cara menginjak pangijek. Pangijek penginjak ini dihubungkan dengan dua buah tali dengan kedua gun atau kamran seperti telah disebutkan di atas. d. Suri atau sisir, yaitu alat untuk merapatkan batang-batang mendong yang dimasukkan dengan toropong. Pekerjaan merapatkan batang mendong dengan suri ini disebut ngagedig, yang berarti menekan dengan keras. e. Toropong, yaitu alat untuk menyimpan dan memasukkan batang mendong yang akan ditenun. Toropong dibuat dari pipa paralon. f. Panggulung bola, yaitu alat untuk menggulung benang yang akan dianyam bersama batang-batang mendong. g. Panggulung amparan, yaitu alat untuk menggulung tenunan tikar yang sedang ditenun. Cara pengolahan kerajinan mendong lebih banyak memerlukan spesialisasi perajin karena untuk mengolah dari bahan mentah menjadi barang jadi melewati banyak tahap. Tahap-tahap tersebut meliputi a. penjemuran dan pemisahan mendong berdasarkan panjangnya. b. pewarnaan c. penenunan/penganyaman d. penjahitan Kerajinan mendong lebih banyak melibatkan tenaga perajin dibandingkan kerajinan kain bordir. Selain itu, berbeda dengan kerajinan kain bordir yang sudah menggunakan mesin-mesin bordir modern, kerajinan mendong, terutama proses penenunan, masih menggunakan alat tenun tradisional. Bahan baku kerajinan mendong adalah tanaman mendong yang harus ditanam di lahan yang senantiasa basah. Tanaman mendong dapat dipanen sampai 6-7 kali. Untuk pemanenan pertama, mendong harus dibiarkan tumbuh selama 6 bulan terlebih dahulu, baru dapat dipanen. Untuk pemanenan kedua dan seterusnya hanya memerlukan waktu 4 bulan. Tanaman mendong yang subur dapat mencapai ketinggian 90 125 cm. Selain mendong, bahan baku lain yang dibutuhkan adalah benang tenun atau benang polyster. Adapun tahap-tahap dalam pembuatan anyaman mendong adalah sebagai berikut A. Suhandi Shm., dkk., 1985 47-48. a. Penjemuran dan Pemisahan Mendong 1 Batang-batang tanaman mendong yang telah dipotong dijemur selama 1 hari. Setelah kering dipisah-pisahkan sesuai dengan besar dan panjang batangnya, kemudian masing-masing diikat menjadi satu ukuran tertentu. 2 Ikatan-ikatan batang mendong itu kemudian di-beberes, yaitu meratakan ujung-ujungnya dan dipotong dengan menggunakan parang. 3 Batang mendong yang sudah di-beberes dirapikan kemudian dijemur untuk kedua kalinya selama 2 3 jam. Selanjutnya ikatan-ikatan batang mendong tersebut disimpan di dalam rumah selama 1 hari agar tidak regas mudah patah.46 b. Pewarnaan Pekerjaan memberi warna batang mendong disebut nyelep mencelup. Warna-warna yang sering dipakai adalah hijau, biru, kuning, merah, dan ungu. Sedangkan bahan zat pewarna dapat diperoleh di toko-toko di Kota Tasikmalaya. Adapun proses pewarnaan adalah sebagai berikut. 1 Batang mendong yang telah selesai dijemur diberi warna dengan cara di-celep dicelup ke dalam godogan atau larutan zat pewarna yang dipanaskan sampai mendidih, sesuai dengan warna yang diinginkan. 2 Setelah pemberian warna selesai, batang-batang mendong tersebut dijemur kembali selama 4 jam dengan tujuan agar warnanya tidak luntur. 3 Apabila menghendaki lebih dari satu warna, batang mendong kering itu diikat sampai pada batas warna yang diinginkan, kemudian dicelup ke dalam zat pewarna. Setelah itu ikatan batang mendong itu dijemur sampai kering. Selanjutnya, bagian yang belum diberi warna dicelupkan lagi ke dalam zat pewarna lainnya, kemudian dijemur kembali sehingga menghasilkan batang mendong dengan warna yang berlainan. 4 Setelah itu batang-batang mendong tersebut di-celub, yaitu dimasukkan ke dalam air sebentar agar batang yang akan ditenun tidak mudah putus. Setelah kering, batang mendong yang telah diberi warna diikat kembali dan siap untuk ditenun. Penenunan Proses pembuatan tikar mendong dapat diuraikan sebagai berikut. 1 Mula-mula memasang benang pada alat tenun tersebut. Pekerjaan ini disebut pihane. Setiap benang dimasukkan pada celah-celah suri dan selang satu benang masuk ke gun yang satu benang yang lain masuk ke gun lainnya. Kemudian masingmasing ujung benang diikatkan pada batang penggulung benang atau boom. 2 Setelah benang itu tergulung, maka ujungnya yang lain diikatkan pada panggulung amparan. 3 Penenun menginjak salah satu alat panginjek, sehingga salah satu gun terangkat dan gun yang lain turun. Gerakan ini menyebabkan benang-benang yang dipasang sebagian turun dan sebagian lagi naik. Toropong yang sudah diisi batang mendong dimasukkan ke lubang yang menganga tadi, yaitu di antara benang-benang yang turun dan terangkat oleh gun. Satu batang mendong pada toropong dipegang oleh tangan penenun, kemudian toropong dikeluarkan, sehingga batang mendong tersebut ada dalam benang yang terpasang. Batang mendong tersebut ditarik oleh suri, sehingga mendekati dan merapat ke alat penggulung tikar. Pekerjaan demikian disebut ngagedig. Demikian seterusnya hingga batang mendong yang ditenun semakin banyak. 4 Setelah batang mendong yang ditenun sudah cukup banyak, kemudian penggulung tikar diputar, sehingga hasil tenunan tikar dapat digulung sedikit demi sedikit pada alat penggulung tersebut. Apabila panjang tikar sudah memenuhi ukurannya, sedangkan benang masih panjang, maka sebagai batas tenunan itu diberi jarak. Untuk membuat tikar madani, tenunannya tidak terlalu padat dan motifnya biasanya belang-belang lurus. d. Penjahitan Apabila hasil tenunannya sudah mencapai ukurannya, benang-benangnya diteukteuk dipotong, kemudian diikat agar tidak lepas. Kemudian hasil tenunan dibuka dari gulungan tikar dan selanjutnya dijemur. Hasil tenunan dijahit dengan menggunakan kelim dari kain agar tepian tikar tidak terlepas. Kelim juga berfungsi sebagai tempat untuk melipat tikar ketika sedang tidak digunakan. Untuk pembuatan barang-barang souvenir, seperti tas, sandal, kotak boks, pigura, dan lain-lain, tahap pembuatannya adalah sebagai berikut. Mula-mula membuat pola pada kertas karton yang berukuran tebal. Setelah pola terbentuk, kemudian dipotong dengan gunting atau pisau cutter. Pola-pola karton yang sudah dipotong kemudian dilapisi/dibungkus dengan anyaman mendong dan direkatkan dengan lem. Setelah anyaman mendong melekat pada karton secara keseluruhan, kemudian baru dirangkai menjadi bentuk barang yang diinginkan. Agar bekas potongan anyaman mendong pada bagian tepi barang yang telah terbentuk tidak terlihat, dapat dilakukan dengan cara melipat bagian tepi mendong atau dengan cara dikelim dengan kain lalu dijahit. duhhhh… cpe jelasinnya ? Sebagai tambahan,,,,Daerah Manonjaya sejak dahulu dikenal sebagai penghasil buah salak yang tumbuh secara alami baik di kebun dan di pekarangan rumah penduduk. Namun saat ini, usaha dari budidaya salak manonjaya memiliki prospek yang tidak menguntungkan terlebih karena harganya di pasaran kurang begitu baik juga karena para penduduk terbiasa dengan pola tradisional yakni membiarkan tanaman salak tumbuh secara alami. Tumbuhan salak ini dalam pertumbuhan dan pembuahannya dipengaruhi oleh musim, makanya buah yang dihasilkannya tidak selalu sama. Keadaan cuaca Indonesia yang terdiri dari musim hujan dan kemarau sangat mempengaruhi proses pembuahan pohon salak. Makanya tidak selamanya para petani salak mengalami panen bagus yang bisa terus-menerus. Dengan keadaan iklim demikian tersebut para petani salak tidak bisa bergantung dari hasil panen buah salak. Disamping cuaca, harga dari buah salak dari manonjaya ini tidak selalu bagus, ini dikarenakan tergeser oleh buah salak pondoh sudah semakin banyak berkunjung ke daerah ini dan karena rasa yang dihasilkan buah salak manonjaya dengan salak pondoh itu sangatlah berbeda. Yang pada akhirnya karena panen buah salak tidak bisa diharapkan lagi, masyarakat manonjaya banyak yang berubah pikiran untuk mengganti kebun salaknya diganti dengan menanam ketela pohon atau ubi jalar. Didalam proses pengalihan tanam dari salak menjadi ketela pohon ini disebabkan ketela pohon lebih menghasilkan dari pada salak yang musiman. .